Pendampingan Pariwisata Desa oleh Dinas Kebudayaan, Pumuda dan Pariwisata Kabupaten Tuban

  • Dec 12, 2023
  • Pakis

Pendampingan Pariwisata Desa oleh Dinas Kebudayaan, Pumuda dan Pariwisata Kabupaten Tuban dihadiri oleh perwakilan Perangkat Desa Pakis, KPH, LPMD, Pengurus BUMDES, Anggota POKDARWIS dan BPD.

Tujuan pendampingan ini menggali ide-ide baru untuk pengembangan pariwisata Desa Pakis. Potensi wisata air dan makam religi rencananya akan mulai dikembangkan. Mengingat tahun 2020 Desa Pakis kedatangan Tim Paralayang di Bukit Lei Desa Pakis dan pada tahun 2022 baru minta izin secara resmi ke Kepala Desa Pakis untuk digunakan terbang sampai akhirnya dilakukanlah Liga Paralayang Seri III yang dilaksanakan tanggal 30 September - selesai yang dibuka oleh Bupati Tuban dan ditutup oleh Wakil bupati Tuban.

Wilayah Paralayang merupakan wilayah perhutani dan mulai tahun 2023 Desa Pakis sudah berhasil MOU dengan pihak perhutani untuk dapat memanfaatkan lahan perhutani sebagai lokasi Wisata Paralayang Desa Pakis.

Rencana jangka pendek selain digunakan untuk latihan terbang Paralayang juga digunakan untuk camping karena sunrise dan pemandangan malamnya sangat menarik.

Penanggung jawab wilayah, Gunawan Asper KPH Plumpang, sangat mendukung untuk kemajuan Desa. Berharap Bukit Lei bisa mengikuti jejak Sendang Asmoro dan Taman Rimba di wilayah administratif Desa Ngino. Juga mentitipkan bukit Lei untuk dilestarikan dengan tanaman-tanaman rindang karena masih banyak lahan terbuka dan rawan longsor.

Perwakilan Dinas Kebudayaan, Pumuda dan Pariwisata Kabupaten Tuban, Guncono, menekankan untuk mengembangkan pariwisata Bukit Lei untuk meningkatkan ekonomi warga Desa Pakis. Memanfaatkan pesona alam Bukit Lei dengan menambahkan sarana prasarana. Pertama adalah aksesibilitas menuju lokasi karena dengan mudahnya wisatawan menuju lokasi merupakan poin pertama ketertarikan untuk datang kembali. dari Kabupaten pasti mensupport. Contohnya bisa mengusulkan jalan akses ke lokasi melalui Musrenbang kecamatan dan dimasukkan usulan prioritas karena dana hibah dari pariwisata untuk membangun masih belum bisa hanya sekedar memfasilitasi pelatihan. Kedua Atraksi berupa kegiatan yang bisa wisatawan lakukan dan nikmati. Ketiga ameniti yaitu fasilitas yang disediakan.

Narasumber utama, Dr. A Faidlal Rahman, SE.Par., M.Sc. Dosen Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, menyampaikan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah aksi bukan hanya diskusi. Berapa anggaran Desa? Berapa anggaran KPH? Juga dukungan masyarakat serta pemuda untuk saling gotong royong membangun wisata Desa.